Langsung ke konten utama

stay away to stay.




"I'll be okay, you'll be okay, we'll be okay."

Selamat datang, Ramadan.

Maaf, mungkin saya sedikit terlambat menyambut ramadan melalui blog ini.

Berbicara mengenai ramadan, sepertinya kisah tahun ini akan sangat berbeda dari kisah di tahun-tahun sebelumnya. Euforia atau kegembiraan masyarakat menyambut ramadan tetap terasa, tapi beberapa tradisi dan kebiasaan yang hanya ada di bulan ramadan sepertinya harus ditiadakan atau diminimalisir terlebih dahulu, guna melindungi diri sendiri dan orang lain. 

Solat tarawih berjamaah, tadarus bersama-sama di masjid atau musolah, acara buka bersama, ngabuburit, sahur on the road, dan perang sarung sepertinya harus ditunda dulu hingga keadaan membaik. Mungkin sebagian besar dari kita berpikir bahwa keadaan ini menyulitkan segala macam kegiatan kita semua, bahkan menyulitkan kita untuk beribadah bersama. Ya, benar sekali semua hal menjadi sulit untuk saat ini. Namun entah mengapa otak saya justru memikirkan kalimat ini:

"Mungkin saat ini saya atau kita semua ditakdirkan menjauhi kerumunan, untuk menjadi lebih dekat kepada diri sendiri dan Tuhan."

Keterbatasan yang kita miliki sekarang ini mungkin salah satu cara Tuhan mengingatkan kita bahwa mengasingkan diri merupakan salah satu metode yang tepat untuk mengenali diri sendiri dan mendekati diri-Nya. Ramadan tahun lalu, sebagian dari kita mungkin memikirkan mengenai jadwal bukber supaya tidak bentrok. Tahun ini, mungkin kita dapat jauh lebih fokus untuk memikirkan bagaimana caranya kita memanfaatkan waktu sebaik-baiknya di bulan yang penuh kebaikan ini. Alih-alih memikirkan waktu terbaik untuk bukber, kita sekarang memikirkan waktu terbaik untuk memperbaiki diri sendiri dan berdoa kepada-Nya.

Kita menjauh bukan untuk terus menjauh, melainkan kita semua menjauh untuk kembali menjadi dekat. Dekat kepada Tuhan, diri kita sendiri dan keluarga.

Sebelum mengakhiri postingan ini, mari kita berdoa untuk kesembuhan seluruh umat manusia, bukan hanya kesembuhan fisik namun juga ego atau psikis kita. Beberapa orang mungkin merasa tersiksa di kala pandemi ini melanda, saya pun demikian. Namun, setiap kejadian pasti ada hikmahnya bukan?

Semoga semua orang yang bekerja keras di waktu sulit seperti ini tetap kuat dan tegar. Semoga semua manusia yang terkena dampak pandemi, baik dampak kesehatan atau perekonomian dapat pulih kembali. Semoga saya, anda dan kita semua akan baik-baik saja setelah menghadapi semua ini. Semoga pandemi ini akan segera berakhir dan dunia kembali pulih.



Kalau ada salah kata tolong dikritisi dan diingatkan ya teman-teman, bukan dicacimaki. 
Salam,


AMAL


Sumber gambar: Drama Korea Be Melodramatic.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendakian Sehari di Gunung Ungaran Jalur Basecamp Mawar

Perjalanan hiking di Gunung Ungaran akan menjadi memori yang tak terlupakan bagi saya. 

NOVEMBER: MENYAKSIKAN DISTOPIA YANG TIDAK DIINGINKAN

RESENSI SINGKAT 1984 Karya George Orwell War is a peace. Freedom is slavery. Ignorance is strength.

2019 SAID, "IT'S NEVER TOO LATE TO LOVE AND APPRECIATE YOURSELF"

Dear me, You  are good enough.